Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi
terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan
aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan
diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan
objek tersebut.
Kata
cinta sendiri sebenaranya memiliki makna yang luas dan para pakar telah
mendefinisikan dan memilah-milah istilah ini yang pengertiannya sangat
rumit, antara lain:
-
Cinta terhadap keluarga
-
Cinta terhadap teman-teman, atau philia
-
Cinta yang romantis atau juga disebut asmara
-
Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau cinta eros
-
Cinta sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
-
Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisme
-
Cinta akan sebuah konsep tertentu
-
Cinta akan negaranya atau patriotisme
-
Cinta akan bangsa atau nasionalisme
-
Cinta kepada Tuhan
Sekedar
membatasi pembicaraan, yang sedang dibicarakan cinta di sini adalah
hubungan antarpribadi lawan jenis. Untuk memudahkan menerka makna cinta
antarpribadi, ada baiknya kita mengenal unsure cinta antarpribadi ini.
Cinta antarpribadi ini mempunyai beberapa unsure antara lain:
-
Afeksi: penghargaan kepada orang lain.
-
Kedekatan: pemuasan kebutuhan emosional dasar.
-
Altruisme: memperhatikan orang lain dan kebutuhannya daripada diri sendiri.
-
Resiprokasi: tak bertepuk sebelah tangan.
-
Komitmen: gairah untuk menjaga cinta.
-
Keintiman emosional: berbagi emosi dan perasaan.
-
Kekeluargaan: ikatan family.
-
Syahwat: gairah seksual.
-
Keintiman fisik: berbagi kedekatan daerah-daerah intim pribadi.
-
Kepentingan pribadi: kebutuhan akan penghargaan.
-
Pelayanan: keinginan untuk membantu.
Tentu
masih ada banyak teori lain tentang cinta selain sekedar mengemukakan
unsur-unsur cinta di atas. Setiap kebudayaan dapat mempunyai pendekatan
yang berbeda untuk memaknai cinta. Bahkan dalam satu kebudayaan mungkin
ada beberapa pendekatan untuk memaknai cinta. Pada dasarnya cinta
merupakan konsep yang abstrak, lebih mudah untuk mengalaminya daripada
menerangkannya.
Pandangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
Dalam Islam ada seorang ulama yang bernama Ibnu Qayyim menerangkan cinta ini dalam bukunya yang terkenal, Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Mustasyqin.
Ibnu Qayyim sendiri mendata 50 istilah berkaitan dengan cinta. Katanya,
“Karena pengertian manusia tentang istilah cinta ini sangat mendalam
dan lebih banyak berkaitan dengan hati mereka, maka tidak heran jika
nama-nama lain untuk istilah cinta juga cukup banyak. Ini hal yang
sangat lumrah dalam suatu yang dipahami secara mendalam atau rentan bagi
hati manusia.”
Kata
teratas yang ditempatkan oleh Ibnu Qayyim sebagai kata yang berhubungan
dengan cinta adalah al-Mahabbah. Secara bahasa, kata ini pun sudah
mempunyai asal kata yang banyak. Ada yang mengatakan makna asalnya
adalah bening dan bersih. Ada yang berpendapat bahwa asalnya berasal
dari al-habab, air yang meluap setelah turun hujan lebat. Ada lagi yang
mengartikan sebaliknya: gundah yang tidak tetap. Ada pula yang
berpendapat asalnya dari al-habbu, yaitu inti sesuatu.
Dari
istilahnya, al-Mahabbah tidak berbeda; mempunyai definisi yang banyak.
Sebagian artinya adalah sebagai berikut. Ada yang mengartikannya sebagai
kecenderungan terus-menerus dengan hati meluap-luap. Ada yang
mengartikan mendahulukan kepentingan orang yang dicintai daripada yang
lain. Ada yang mengartikan menuruti keinginan orang yang dicintai, baik
si dia berada di samping atau jauh. Ada juga yang mengartikan sebagai
pengabdian.
Ada
yang mengartikan bahwa makna hakikinya adalah menyerahkan apa pun yang
ada pada dirimu kepada orang yang dicintai, sehingga tidak ada lagi yang
menyisa. Ada yang berpendapat artinya engkau rela mengerjakan apa pun
yang disenangi orang yang kau cintai, kemudian engkau rela mengorbankan
diri, nyawa, dan hartamu demi dirinya, kemudian engkau mengikutinya
secara sembunyi atau terang-terangan. Ada yang berpendapat, artinya
ialah usahamu untuk membuat sang kekasih menjadi ridha.
Sebagian
besar makna al-Mahabbah yang disebutkan Ibnu Qayyim berpusat bagaimana
manghaturkan apa yang kita punyai; kemampuan, harta, nyawa kepada
kekasih agar ia ridha, senang, dan keinginannya terpenuhi. Hamper tidak
ada makna al-Mahabbah yang berpusat pada memuaskan keinginan pribadi
orang yang mencintai kecuali pada satu makna, keinginan agar yang
dicintai selalu hadir di sisi orang yang mencintai. Selain satu makna
itu tidak ada.
Seharusnya Cinta
Dari
ilmu psikologi Barat dan pandangan Ibnu Qayyim di atas, makna cinta
didominasi oleh oleh bagaimana agar yang dicintai ridha, terpuaskan
keinginannya oleh orang yang mencintai. Mereka yang mencintai. Mereka
yang mencintai tergerak untuk menghargai kekasihnya, memperhatikannya,
dan memenuhi kebtuhannya daripada kebutuhan diri sendiri.
Cinta
yang berjalan pada porosnya tentulah membawa kedamaian dan ketentraman
bagi orang yang dicintai bukan sebaliknya. Cinta yang seharusnya tentu
membuat yang dicintai merasa dihargai, aman, terpenuhi kebutuhannya,
damai, dan tenteram.
Memaknai
cinta dengan makna seperti itu tentu membuat hidup lebih indah dan
mudah. Cinta adalah bagaimana engkau membahagiakan orang yang kau
cintai. Dan dengan seperti itulah engkau merasa bahagia. Dengan
membahagiakan orang yang engkau cintai-lah engkau akan merasa bahagia.
Cinta adalah bagaimana engkau bahagia saat orang yang kau cintai menjadi
bahagia. Dengan melihat orang yang kau cintai berada dalam kebahagiaan,
engkau merasa bahagia, dan begitulah engkau mencintainya.
sumber: http://freqz.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar